Social Icons

16 September 2008

Mengendalikan Marah dalam Berbagai Kondisi

Oleh: ARDA DINATA

Manusia merupakan makhluk multidimensional, karena keberadaannya didukung oleh beberapa unsur. Atas izin Allah Swt, diciptakan wujud manusia dari empat unsur (yaitu air, api, angin dan tanah) sehingga dunia ini penuh liku-liku kehidupan. Ada penjarahan, kekerasan, peperangan, permusuhan, persahabatan, perdamaian, kemarahan, dan lainnya.

Adanya unsur api dalam wujud manusia, maka timbul amarah yang siap menghiasi setiap perilaku manusia. Unsur api ini, konkretnya berupa telinga. Dengan telinga, orang bisa mendengar. Artinya, seseorang menjadi tersinggung dan marah, biasanya karena mendengar sesuatu yang tidak dikehendakinya. Bisa karena cemoohan, pelecehan, celaan, makian, dan sindiran yang menyakitkan hatinya.

Sebaliknya, seseorang menjadi lembut hatinya, baik budi pekertinya, dan berkurang amarahnya, jika mendengar kata-kata yang baik, sopan santun, rendah hati, dan menyenangkan. Bukankah api akan padam bila disiram air?

Dalam bahasa lain, marah itu bersumber dari setan. Karena setan terbuat dari api, sehingga pada saat seseorang marah maka hawa setan akan terasa wujudnya. Yakni dengan adanya hawa panas seperti api.

Konsekuensi dari keberadaan amarah dalam diri seseorang itu memiliki dua kemungkinan. Pertama, marah yang tidak terkendali akan melahirkan perbuatan merusak, sebagaimana api yang tidak terkendali akan meluluhlantahkan benda apapun yang dapat disentuhnya. Realitasnya, marah bisa merusak kehidupan dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat.

Kedua, marah merupakan suatu emosi yang mempunyai fungsi penting bagi manusia. Yakni membantu dalam menjaga diri. Ketika seseorang sedang marah, maka tenaganya seharusnya untuk melakukan upaya keras yang memerlukan otot, semakin bertambah.

Dalam arti lain, pada saat emosi marah dan emosi-emosi lainnya sedang berlangsung, akan timbul perubahan fisiologis, antara lain keluarnya hormon adrenalin yang berpengaruh terhadap hati, dan membantunya mengeluarkan zat gula dalam jumlah yang berlebihan, sehingga tenaga dalam tubuhnya makin kuat. Dalam kondisi demikian, orang tersebut akan mampu melakukan kerja berat yang dituntut oleh pertahanan diri, ketika sedang marah, atau lari pada saat ketakutan.

Pentingnya Mengendalikan Marah

Pada saat emosi marah menguasai diri seseorang, maka akan terjadi ketidak seimbangan pikiran manusia. Yakni kemampuannya untuk berpikir sehat akan hilang. Atas alasan seperti itulah, barangkali kenapa Sayyid Mujtaba M.L. mengungkapkan bahwa kejahatan merupakan perwujudan dari kepribadian yang tidak seimbang. Ketika seorang individu kehilangan pengawasan atas akalnya, maka ia juga akan kehilangan kendali atas kehendak dan dirinya sendiri. Manusia tersebut tidak hanya lepas dari kendali akal, tetapi juga kehilangan perannya sebagai unsur yang produktif dalam kehidupan dan pada gilirannya berubah menjadi makhluk sosial yang berbahaya.

Lebih jauh digambarkan Sayyid, amarah mengubah manusia laksana sungai kecil yang mengalir di antara gunung-gunung yang tinggi sehingga menciptakan suara-suara bising. Manusia mulia yang memiliki keunggulan moral adalah laksana sungai besar yang mengalir di antara rawa-rawa dan bermuara di laut tanpa menimbulkan gelombang.

Adanya sifat buruk berupa marah, tentu membutuhkan kehendak yang kuat untuk mencegahnya mempengaruhi jiwa. Jika tidak, ia dapat memaksa seorang individu untuk membuat keputusan di bawah tekanan. Sehingga keberadaannya dapat menuntun manusia ke dalam nasib yang tidak menentu, lagi merugi.

Berikut ini ada beberapa alasan, mengapa seorang individu dianggap penting untuk mengendalikan marah dalam kehidupan kesehariannya, yaitu: Pertama, marah menyebabkan tercela. Timbulnya sikap marah ini, biasanya akan melahirkan suatu perasaan menyesal setelah marahnya berhenti.

Dalam hal ini, Dr.Mardin telah menguraikan bahwa seseorang yang sedang marah, apapun alasannya akan menyadari ketidak berartian hal itu segera setelah ia tenang, dan dalam kebanyakan kasus ia akan merasa harus meminta maaf kepada mereka yang telah ia hina. Jika anda membiasakan diri untuk mengakui ketidakgunaan amarah tatkala ia muncul, maka anda dapat mengurangi tingkatan dari berbagai akibat yang tidak diinginkan. Untuk itu, tepatlah apa yang dikatakan Imam Ja’far Ash-Shadiq as, yaitu ”Hindarilah amarah, karena hal itu akan menyebabkan kamu tercela.”

Kedua, marah dapat membinasakan hati. Marah itu tidak lain merupakan salah satu penyakit hati yang kalau dibiarkan akan dapat merusak diri secara keseluruhan. Imam Ja’far Ash-Shadiq as berkata, “Amarah membinasakan hati dan kebijaksanaan, barangsiapa yang tidak dapat menguasainya, maka ia tidak akan dapat mengendalikan pikirannya.”

Ketiga, marah dapat merubah fungsi organ tubuh. Berkait dengan ini, Dr.Mann menyebutkan bahwa berdasarkan penyelidikan ilmiah mengenai pengaruh fisiologis akibat kecemasan (baca: marah-Pen) telah mengungkapkan adanya berbagai perubahan dalam seluruh anggota tubuh seperti hati, pembuluh darah, perut, otak dan kelenjar-kelenjar dalam tubuh. Seluruh jalan fungsi tubuh yang alamiah berubah pada waktu marah. Hormon adrenalin dan hormon-hormon lainnya menyalakan bahan bakar pada saat marah muncul.

Keempat, marah akan ‘mempercepat kematian.’ Amarah dan kekecewaan yang terjadi pada seseorang akan mempengaruhi atas kualitas kesehatannya. Menurut para ahli kesehatan, amarah dapat menyebabkan kematian secara mendadak jika hal itu mencapai tingkat kehebatan tertentu.

Dalam hal ini, Dr.Mardin mengungkapkan, “Apakah mereka yang memiliki hati lemah menyadari bahwa beberapa kekecewaan dapat mengorbankan hidupnya? Mereka mungkin tidak mengetahui, tetapi harus disadari bahwa banyak individu yang sehat menjadi korban akibat amarah yang hebat, sehingga ia mati oleh serangan jantung. Amarah juga dapat berakibat hilangnya nafsu makan serta mengganggu otot dan syaraf selama berjam-jam atau berhari-hari. Amarah, secara merugikan, mempengaruhi seluruh fungsi spiritual dan tubuh. Bahkan amarah seorang ibu yang sedang menyusui dapat mengakibatkan peracunan yang berbahaya terhadap air susunya.”

Imam Ali as pernah berkata, “Barangsiapa yang tidak dapat menahan amarahnya, maka akan mempercepat kematian.”

Kiat Mengendalikan Marah

Sungguh indah, manakala setiap kita dapat mengendalikan marah, karena sifat marah ini menurut Imam Ali as, awalnya adalah ketidakwajaran dan akhirnya penderitaan. Amarah itu ibarat api yang mengamuk. Barangsiapa dapat mengendalikannya, berarti ia memadamkan api itu dan barangsiapa membiarkannya, berarti dia yang pertama kali terbakar.

Secara umum, ada beberapa kiat untuk mengendalikan diri ketika marah. Seperti yang diungkap Drs. Karman, ada empat kiat yang bisa kita lakukan untuk mengendalikan marah. Pertama, bila anda sedang marah maka hendaklah membaca “ta’awwudz” (mohon perlindungan) kepada Allah Swt, sebab pada hakekatnya perasaan marah yang tidak terkendali adalah dorongan setan. Nabi Saw bersabda, “Apabila salah seorang diantaramu marah maka katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Allah,’ maka marahnya akan menjadi reda.” (HR. Abi Dunya).

Kedua, bila anda sedang marah maka berusahalah untuk diam atau tidak banyak bicara, sebagaimana sabda Nabi Saw, “Apabila salah seorang diantara kamu marah maka diamlah.” (HR. Ahmad).

Ketiga, bila anda sedang marah dalam keadaan berdiri maka duduklah, bila duduk masih marah maka berbaringlah. Hal tersebut ditegaskan oleh Nabi Saw, “Marah itu dari setan, maka apabila salah seorang di antaramu marah dalam keadaan berdiri maka duduklah, dan apabila dalam keadaan duduk maka berbaringlah.” (HR. Asy-Syaikhany).

Keempat, bila upaya ta’awwudz, diam, duduk, dan berbaring tidak mampu mengendalikan amarah anda, maka upaya terakhir yang bisa dilakukaan adalah dengan cara berwudhu atau mandi. Sebagaimana sabda Nabi Saw, “Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan terbuat dari api. Dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang di antaramu marah maka berwudhulah atau mandilah.” (HR. Ibnu Asakir, Mauquf).

Berikut ini, ada beberapa lahan dan tatanan pengendalian marah dalam berbagai kondisi kehidupan keseharian yang seharusnya dapat kita kendalikan, diantaranya adalah:

1. Pengendalian Marah dalam Keluarga.

Kehidupan dalam keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak itu sangat berpeluang untuk tercetusnya emosi marah. Penyebabnya, bisa macam-macam. Mulai dari yang sepele sampai yang serius dan rumit. Sebenarnya marah adalah reaksi emosional yang sangat wajar, seperti juga perasaan takut, sedih dan rasa bersalah. Hanya biasanya kemarahan itu memunculkan dampak langsung yang lebih merusak.

Menurut Heman Elia, seorang psikolog, menuntut agar anak tidak marah bukan saja tidak realistis, namun juga kurang sehat. Anak yang kurang mampu memperlihatkan rasa marah dapat menderita cacat cukup serius dalam hubungan sosialnya kelak. Ia mungkin tampak seolah tidak memiliki daya tahan atau kekuatan untuk membela diri dalam menghadapi tekanan sosial. Akibatnya, ia mudah terpengaruh dan mudah menjadi obyek manipulasi orang lain.

Secara demikian, kita harus bersikap bijaksana dalam menyikapi kemarahan seorang anak. Caranya yaitu dengan membantu anak untuk menyatakan kemarahan secara wajar dan proposional. Heman Elia, menyarankan dalam mengajar anak mengungkapkan kemarahan haruslah dimulai sedini mungkin. Terutama sejak anak mulai dapat berkata-kata. Kuncinya adalah agar anak menyatakan kemarahan dalam bentuk verbal.

Sementara itu, manakala seorang anak kecil merasa kecewa tanpa anda memarahinya dengan kasar, maka menurut Dr.Victor Pashi, anda dapat menekan amarah tersebut dengan memandikannya menggunakan air dingin atau menyelimutinya dengan kain lembab atau basah.

Lebih dari itu, Jaudah Muhammad Awwad, dalam Mendidik Anak Secara Islam, mengungkapkan bahwa pada anak, faktor pemicu kemarahan lebih berkisar pada pembatasan gerak, beban yang terlalu berat dan di luar kemampuan anak, penjauahan anak dari sesuatu yang disukainya, atau pemaksaan kepada anak untuk mengikuti tradisi atau sistem yang ditetapkan.

Oleh sebab itu, Jaudah menyarankan ada beberapa hal yang patut kita perhatikan dalam mengatasi kemarahan yang timbul pada anak-anak kita, diantaranya adalah:

· Tidak membebani anak dengan tugas yang melebihi kemampuannya. Kalaupun tugas itu banyak atau pekerjaan yang diluar kemampuannya itu harus diberikan, kita harus memberikannya secara bertahap dan berupaya agar anak menerimanya dengan senang.

· Ciptakan ketenangan anak karena emosi yang dipancarkan anggota keluarga, terutama ayah dan ibu, akan terpancar juga dalam jiwa anak-anak.

· Hindarkan kekerasan dan pukulan dalam mengatasi kemarahan anak karena itu akan membentuk anak menjadi keras dan cenderung bermusuhan.

· Gunakan cara-cara persuasif, lembut, kasih-sayang, dan pemberian hadiah.

· Ketika anak kita dalam keadaan marah, bimbinglah tangannya menuju tempat wudhu dan ajaklah dia berwudhu atau mencuci mukanya. Jika dia marah sambil berdiri, bimbinglah agar dia mau duduk.

Adapun upaya pengendalian amarah dalam hubungan suami-istri, sebenarnya lebih ditekankan pada bagaimana mengendalikan ego masing-masing. Kunci utama dalam mencegah munculnya amarah di antara suami-istri ini adalah berusaha dengan membangun terciptanya iklim keterbukaan dan kasih sayang di antara keduanya. Begitu pula halnya dengan anggota keluarga lainnya, seperti dengan anak-anak.

Dan ketika salah satu pihak (terpaksa) marah, maka hendaknya pihak lainnya harus mampu untuk menggekang keinginan membalas kemarahannya. Sikap kita lebih baik diam. Karena diam ketika suasana marah merupakan upaya yang efektif dalam mengendalikan amarah agar keburukannya tidak menyebar ke lingkungan sekitarnya.

2. Pengendalian Marah dalam Lingkungan Kerja.

Kualitas kerja yang dihasilkan seseorang, memang terkait erat dengan situasi dan kondisi lingkungan kerjanya. Begitu juga berkait tercetusnya kemarahan pada orang di tempat kerja, bisa diakibatkan oleh lingkungan kerja yang buruk.

Salah satu yang sering menjadi penyebab timbulnya emosi marah di lingkungan kerja, diantaranya adalah suasana bising dan tidak menyenagkan, adanya persaingan yang tidak sehat di antara pekerja, hubungan yang tidak harmonis antara pimpinan dan bawahan, dan lainnya.

Untuk itu, upaya pengendalian marah dalam lingkungan kerja yang pertama mesti kita ciptakan adalah berupa lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan. Kemudian buat peraturan yang membikin para pekerja berperilaku kondusif dalam menjalankan tugasnya dan menjalin hubungan baik dengan sesama teman maupun pimpinannya. Dan yang tidak kalah penting juga adalah isilah pikiran dan hati kita dengan tidak terlepas dari mengingat Allah sebanyak-banyaknya dikala bekerja, serta memohon agar dilindungi dari segala tipu daya godaan setan. Yakni dengan membangun kebersihan hati dari hal-hal yang mengotorinya.

3. Pengendalian Marah dalam Lingkungan Tetangga.
Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Sehingga apa-apa yang dilakukan dan terjadi pada tetangga, biasanya kita lebih banyak mengetahuinya daripada saudaranya yang jauh tempat tinggalnya. Begitu pula sebaliknya, apa yang terjadi pada kita maka tetangga pun akan lebih dulu mengetahuinya daripada saudara kita yang jauh. Kondisi demikian, tentu sangat berpotensi terhadap munculnya emosi marah karena sesuatu hal yang dilihat dan didengarnya dari tetangga.

Untuk itu, langkah tepat dalam mengendalikan marah di lingkungan tetangga adalah dengan berusaha menjaga hati kita dari hal-hal yang merusaknya. Karena faktor inilah biasanya sebagian besar sebagai pemicu terjadinya marah antar tetangga. Langkah selanjutnya bisa dengan membangun dan mengembangkan tatanan silaturahmi di antara tetangga kita. Melalui silaturahmi inilah, kita dapat memahami karakter dan kebiasaan masing-masing anggota keluarga tetangga tersebut. Sehingga kita dapat menghindari terhadap sesuatu yang dapat menyebabkan munculnya emosi marah di antara tetangga.

4. Pengendalian Marah dalam Berkendaraan di Jalan Raya.

Pada saat berkendaraan di jalan raya, seseorang bisa saja menjadi marah oleh kondisi kendaraan yang mengganggunya atau terjadinya macet, perilaku pengguna kendaraan lain yang tidak sopan, suara bising, udara panas, dan lainnya. Yang jelas, berdasarkan hasil penelitian para ahli kesehatan menyebutkan bahwa keadaan marah-marah (emosinya meningkat) dari orang-orang yang (berkendaraan) di jalan raya, diantaranya disebabkan oleh saking seringnya mereka bergelut dengan asap kendaraan bermotor (baca: karena menghirup gas CO), apalagi keadaan ini lebih diperburuk oleh situasi lalu lintas yang semrawut (tidak beraturan). Lingkungan demikianlah salah satu penyebab kenapa seseorang di jalan raya kuantitas emosionalnya menjadi lebih meningkat.

Ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk mengendalikan timbulnya emosi marah dalam berkendaraan di jalan raya ini, diantaranya yaitu dengan selalu menyempurnakan ikhtiar berupa menjaga etika mentaati peraturan di jalan raya. Kita hendaknya selalu berdoa agar mendapat perlindungan dan terbebas dari gangguan setan. Menjaga hati dengan tidak mengotori ucapan saat berkendaraan serta hendaknya kita selalu tebarkan senyum dan salam terhadap sesama pengguna jalan. Dan juga tambatkan hati kita dengan selalu mengingat (dzikir) kepada Allah Swt.

5. Pengendalian Marah dalam Proses Belajar.

Proses belajar merupakan aktivitas keseharian dari orang-orang yang sedang menuntut ilmu, baik formal maupun non formal. Dalam aktivitas belajar ini, emosi marah muncul biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan belajar. Bisa karena tugas yang menumpuk, kesulitan mengerjakan soal ujian, ketahuan menyontek, membolos, buruk sangka kepada teman, kegiatan rutinitas belajar itu sendiri, dan lainnya.

Alternatif yang bisa kita lakukan dalam usaha mengendalikan emosi marah pada saat proses belajar, diantaranya adalah dengan membiasakan diri berperilaku jujur bahwa kita harus belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebagai bekal hidup di dunia dan akherat nanti.

Tanamkan dalam diri kita bahwa segala aktivitas yang diberikan dalam proses belajar itu, tidak lain merupakan sesuatu yang harus dinikmati dan sebagai jalan bagi pendewasaan atau kesuksesan kita sendiri di kemudian hari. Dan jauhkan sikap kotor hati terhadap pihak-pihak yang bersentuhan/ berhubungan dengan proses belajar yang kita lakukan.

Sedangkan berkait dengan timbulnya marah akibat kebosanan rutinitas proses belajar, kiranya patut kita coba dan lakukan apa yang disarankan oleh Dr.C.Robbin, bahwa kebersihan tubuh memiliki pengaruh yang baik terhadap tingkah laku (baca: proses belajar-Pen). Mandi menggunakan air hangat setiap pagi dan sore selain dapat menghilangkan kebosanan. Mandi dengan air hangat juga dapat menekan amarah yang mungkin timbul oleh kebiasaan (rutinitas) sehari-hari. Oleh sebab itu kita dapat memberikan penekanan akan pentingnya hal itu bagi tubuh dan pikiran.

Akhirnya, ketika seseorang tidak dapat berpikir sehat akibat marah, maka sebaiknya orang tersebut tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan disesalinya kemudian. Imam Ali as telah memerintahkan sabar sebagai alat untuk menekan marah dan juga untuk menghindarkan akibat-akibatnya. Sehingga berhati-hatilah terhadap kejahatan amarah dan berlindunglah dirimu dengan sifat sabar agar dapat menghadapinya. Kuncinya, kita harus selalu belajar bagaimana mengendalikan kemarahan dalam berbagai kondisi. Dari sini, insya Allah kita akan menangkap hikmah di balik perintah Allah Swt tersebut. Wallahu’alam.***

Daftar Inspirasi
Arda Dinata, AMKL. “Dasar Watak Manusia.” Bandung: Tabloid Hikmah, Edisi Minggu I-Pebruari 1999.

Arda Dinata. “Efek Negatif CO di Udara.” Jakarta: Tabloid Kiat Sehat No. 138.

Drs. Karman. “Mengendalikan Amarah.” Bandung: Gema Mujahidin, Edisi 54 Tahun VII/1422 – 14 September 2001 M.

Jaudah Muhammad Awwad. “Manhajul Islam fit tarbiyatul Athfal” (Terjemahan). Jakarta: GIP, Juni 2001.

Muhammad Usman Najati. “Al Qur’an wa ilm an-nafas” (Terjemahan). Jakarta: Aras Pustaka, Maret 2002.

Sayyid Mujtaba Musawi Lari. “Youth and Moral” (Terjemahan). Bandung: Pustaka Hidayah, Maret 1993.

Sintha Ratnawati (Ed). “Keluarga, Kunci Sukses Anak.” Jakarta: Penerbit Kompas, Oktober 2000.

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.

No comments:

Post a Comment

Test Footer


BLOG IS MY SALESMAN ARDA DINATA:
ARDA BLOGGING SUCCESS:
| PULSA KEKAYAAN GRATIS | Arda News Success | Blogging Success | Wisdom Business | Quantum Writers | Inspiring Intelligence | Mosquito & Public Health | Getting Rich | Writers Success | Sprituality Health | Farmakologi | Sanitary | Physiology | House Keeping | Pollution News | Photografy|


| ARDA EKLIPING INDONESIA | Cara Menjadi Kaya | Dunia Kesehatan Spritual | Dunia Pustaka dan Referensi | Dunia Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang | Dunia Kesehatan Lingkungan | ALIFIA E-Clipping and Reviewing | Reuse News Indonesia | ARDA Reseller News | Rahasia Penulis Sukses | Reseller News Indonesia |

MENU ARDA EKLIPING INDONESIA:
| BERANDA KLIPING | KLIP IPTEK | KLIP PSIKOLOGI | KLIP WANITA | KLIP KELUARGA | KLIP ANAK CERDAS | KLIP BELIA & REMAJA | KLIP GURU & PENDIDIKAN | KLIP HIKMAH & RENUNGAN |

MENU HIDUP SEHAT DAN KAYA:
| Dunia Spritual dan Kesehatan | Rahasia Menjadi Kaya | Dunia Reseller | Reuse News | Pustaka Bisnis |

MENU ARDA PENULIS SUKSES:
| Inspirasi Penulis | Rahasia Penulis | Media Penulis | Sosok Penulis | Pustaka Penulis |

MENU AKADEMI PEMBERANTASAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG:
| Dunia P2B2 | Dunia NYAMUK | Dunia LALAT | Dunia TIKUS | Dunia KECOA | Pustaka P2B2 |

MENU AKADEMI KESEHATAN LINGKUNGAN:
| Inspirasi ARDA | Dasar KESLING | P.Sampah | Tinja & Aair Limbah | Binatang Pengganggu | Rumah & Pemukiman Sehat | Pencemaran Lingkungan Fisik | HYPERKES | Hygiene Sanitasi Makanan | Sanitasi Tempat Umum | Air Bersih | Pustaka Kesehatan |

MENU MIQRA INDONESIA:
| Home Inspirasi | Opini | Optimis | Sehat-Healthy | Keluarga-Family Life | Spirit-Enthusiasm | Ibroh-Wisdom | Jurnalistik | Lingkungan-Environment | Business | BooK | PROFIL | Jurnal MIQRAINDO | Reseller News Indonesia |

DAFTAR KORAN-MAJALAH INDONESIA:
| Pikiran Rakyat | KOMPAS | Galamedia | Republika | Koran Sindo | Bisnis Indonesia | Sinar Harapan | Suara Pembaruan | Suara Karya | Suara Merdeka | Solo Pos | Jawa Pos | The Jakarta Post | Koran Tempo | Media Indonesia | Banjarmasin Post | Waspada | Suara Indonesia Baru | Batam Pos | Serambi Indonesia | Sriwijaya Post | Kedaulatan Rakyat | Pontianak POS | Harian Fajar | Harian Bernas | Bangka Post | Harian Surya | Metro Banjar | Pos Kupang | Serambi Indonesia | Kontan | Majalah Gamma | Majalah Gatra | Majalah Angkasa | Majalah Intisari | Majalah Info Komputer | Majalah Bobo | Majalah Ummi | Majalah Sabili | Majalah Parentsguide | Majalah Suara Muhammadiyah | Majalah Amanah | Majalah Tabligh | Majalah Insight |Majalah Annida | Majalah Network Business | Tabloid PC+ | Majalah Komputer Easy | Tabloid NOVA |Loka Litbang P2B2 Ciamis |


MIQRA INDONESIA GROUP
Kantor Pusat
: Jl. Raya Panganadaran Km.3 Pangandaran Ciamis 46396
Telp. (0265) 630058
Copyright © 2006-2010, Miqra Indonesia,
Email : miqra_indo@yahoo.co.id
Homepage : http://www.miqra.blogspot.com/
Design by Arda Dinata,
Wong Tempel Kulon - Kec. Lelea - Kab. Indramayu - Indonesia